SEJARAH MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Dengan kata lain, mikrobiologi adalah cabang studi biologi yang khusus
mempelajari organisme mikroskopis. Perkembangan ilmu ini diawali dengan
ditemukannya mikroba sekitar 4 juta yang lalu dari senyawa organik kompleks
yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang
mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga
merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan
abad 19 oleh beberapa ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari
mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya
ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi
tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi
minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu
menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan
pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan
manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme
mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun
sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biochemial
divesity atau keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme.
Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa
proses biokimia pada mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada
semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa
informasi genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Penemuan mikroskop pertama kali oleh Robert
Hooke (1635-1703) seorang peneliti asal Inggris telah
mengembangkan penemuan-penemuan mengenai mikroba. Antony van Leeuwenhoek (1632–1723)
seorang penguji rasa
anggur dari Belanda menemukan animalcules
yang menurutnya adalah benda-benda bergerak yang tidak terlihat oleh mata
telanjang. Penemuan ini menjadi perdebatan para ilmuwan ketika itu. Ada dua
pendapat mengenai hal ini, yaitu pertama mengatakan animacules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui
fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal
dengan generatio spontanea. Pendapat
kedua mengatakan bahwa animalcules
berasal dari animalcules sebelumnya seperti
halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi
tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya
kebenaran teori biogenesis.
Pembuktian ketidakbenaran teori abiogenesis ditunjukkan oleh
beberapa eksperimen para ilmuwan. Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa
ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat,
bukan hasil dari generatio spontanea.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang
teori abiogenesis. Tetapi Neddham (1713–1781), seorang pendukung teori generatio spontanea, mengatakan bahwa
sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani
tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. Sampai akhirnya tahun 1954
peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan
tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut
dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan
terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan
tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
Teori biogenesis pertama kali dibuktikan melalui eksperimen oleh Fransis
Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme.
Penelitiannya lebih menitikberatkan pada peran mikroba dalam industri anggur
dalam pembuatan alkohol. Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia menggunakan
bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa.
Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas
melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya
mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu/asap akan
mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai
kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur
menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia menyimpulkan
bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi. Selanjutnya munculah John Tyndall (1820-1893) yang
mengatakan bahwa udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan
cara melakukan pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke
dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang
sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun
udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di
dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba.
Percobaan Francesco Redi
Percobaan Lazarro Spalanzani
Percobaan Louis Pasteur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar